“Yong, serius...”
Doyoung mengeluarkan koper Taeyong dari bagasi, “Lu gak ngasih tau Jaehyun kalau lu berangkat ke Amerika hari ini?”
“Gue bilangnya lusa.”
“Goblok, lu ngapain bohongin dia?!”
“Kalau gue gak boong dia bakal dateng, Doy. Bisa nangis kejer gue.”
Doyoung hanya mampu menghela napas sebelum menyeret koper Taeyong. Sementara Papa dan Mama sahabatnya itu telah menunggu di samping mobil.
“Ini juga temen lu daritadi nge-chat gue mulu, padahal katanya ada rapat.” ia kembali mengomel, membuat Taeyong yang mendengarnya tertawa kecil.
“Ten pengen banget nganterin gue, tapi ya gitu...”
Sesampainya di stasiun keberangkatan, Taeyong lantas berbalik lalu memusatkan atensi pada Papa dan Mama yang sedari mengekor di belakangnya juga Doyoung. Ia memaksakan senyum sebelum mendekap tubuh si wanita paruh baya yang telah menitikkan air mata.
“Mama jangan nangis, Taeyong gak lama kok.”
“Jaga diri kamu di sana ya, nak.”
“Iyaaa.”
Setelah pelukannya dengan sang Mama terlepas, Taeyong lantas melirik Papanya. Pria paruh baya itu kemudian menariknya ke dalam dekapan hangat. Mengusap belakang kepalanya seraya membisikkan kalimat yang selama ini belum pernah Taeyong dengar darinya.
“Maafin Papa.”
“Mhm, Taeyong berangkat dulu, Pa.” balasnya sesaat setelah pelukan mereka terlepas.
“Doy, titip Mama sama Papa gue ya.”
“Iya, hati-hati lu di tempat orang. Jangan petakilan,” Doyoung pun memeluk sahabatnya sejenak.
Taeyong tersenyum. Melambaikan tangannya kepada Mama, Papa juga Doyoung sebelum berjalan seraya menyeret koper menuju loket check in bagasi.
Namun sebelum sampai ke tempat tujuannya itu, langkah Taeyong justru terhenti.
“Jaehyun?”
Taeyong terbelalak saat ia berbalik guna melihat sosok yang menjegal lengannya. Dan yang ia dapati justru si lelaki berlesung pipi.
“Kamu ngapain diㅡ”
Taeyong tak mampu meneruskan ucapannya. Tungkainya melemas saat Jaehyun tiba-tiba memeluknya.
“Aku bakal nunggu, sampai kamu kembali.”
“Jeㅡ”
“Aku enggak mau nebar janji dengan bilang kalau aku enggak akan berpaling selama kamu di luar negeri,” katanya masih sambil mendekap erat tubuh Taeyong.
“Tapi aku bakal ngasih bukti. Aku bakal nunjukin seberapa besar rasa sayang aku ke kamu selama ini.”
Pertahanan Taeyong runtuh. Namun ia sudah menebak bahwa hal ini akan terjadi jika Jaehyun berada di sisi.
Ia menangis. Tersedu-sedu.
“Sampai jumpa lagi, sayangnya Jaehyun.”