Pemenang
Acara Drama Series Award telah dimulai beberapa saat lalu. Nala dan Arsen pun duduk pada kursi mereka yang bersebelahan. Satu persatu nominasi yang ada lantas dibacakan, mulai dari aktor dan aktris pendatang baru terbaik hingga aktor dan aktris pemeran pembantu terbaik dalam series.
Kini, beberapa nominasi yang tersisa dan belum dibacakan adalah kategori paling bergengsi dan selalu ditunggu-tunggu oleh para penikmat series. Dua dari nominasi itu adalah Actor of The Year serta Couple of The Year.
Pembacaan dari satu nominasi ke nominasi lainnya pun sesekali diselingi hiburan musik dari para penyanyi terbaik tanah air. Aktor dan aktris serta tamu penting yang hadir di acara penghargaan itu nampak menikmati lagu-lagu yang dilantunkan dengan indah.
Meski begitu, Nala yang sedari tadi diam-diam memerhatikan Arsen justru kembali mendapati pujaan hatinya itu terlihat amat gugup. Arsen meremas-remas jemarinya sendiri dan sesekali menghembuskan nafasnya dari mulut. Nala jelas hapal kebiasaan mantan pacarnya itu kala gelisah.
Nala kemudian meraih tangan Arsen dan menggenggamnya hingga Arsen menoleh. Saat itu pula Nala tersenyum lembut ke sang mantan guna memberikan rasa tenang di tengah resahnya.
“Tangan lo dingin banget,” bisik Nala diikuti kekehan. “Lo gugup ya, karena abis ini pembacaan pemenang Actor of The Year?”
Arsen hanya tersenyum sebagai jawaban diikuti gelengan kepala. Nala menghela napas pelan lalu kembali menatap ke panggung, dimana hiburan musik masih berlangsung. Dia lalu bersuara.
“Tahun lalu, gue yakin kalau gue bakal menang Actor of The Year. Turns out gue menang beneran,” katanya lalu menoleh ke Arsen.
“Tapi tahun ini, gue yakin kalau gue gak bakal menang. Karena ada seseorang yang jaaauh lebih baik dari gue tahun ini,” katanya.
Arsen mengernyit, “Siapa?”
Nala tersenyum lalu meletakkan ujung telunjuknya di dada Arsen. Paham jika orang yang dimaksud Nala adalah dirinya, Arsen lantas terkekeh diikuti gelengan kepala.
“Gue berharap feeling gue masih kuat kayak tahun lalu,” Nala ikut terkekeh. “Gue beneran ngerasa yakin kalau lo bakalan menang.”
“Terus gimana feeling lo soal Couple of The Year, Nal?” tanya Arsen. “Menurut lo, kita bakalan menang nggak, atau sebaliknya?”
Nala mendesis dengan kedua mata yang refleks menyipit.
“Harusnya menang gak sih?”
Kedua anak manusia itu lantas sama-sama terkekeh sebelum kembali memfokuskan atensi ke arah MC yang telah mengambil alih acara. Sebab, pembacaan nominasi lain akan dilanjutkan.
Tiba lah saat pembaca nominasi mulai mengumumkan pemenang untuk kategori Actor of The Year, dimana Arsen dan Nala berhasil masuk sebagai nominasi meski berada di series yang sama, para audiens lantas bertepuk tangan ketika nama Arsen disebut. Layar besar di stage pun menampilkan akting Arsen di series Starlight.
Sejenak, Arsen memandangi Nala dengan tatapan tak percaya. Tapi Nala buru-buru menyadarkan si mantan pacar dengan berkata.
“Selamat ya, Sen.”
Arsen pun dipersilakan naik ke atas panggung guna mengambil piala serta memberikan pidato kemenangannya. Meski masih diselimuti rasa tidak percaya, Arsen lantas tersenyum lebar saat melihat tatapan dan senyum bangga Nala dari atas panggung.
“Sebenarnya saya gak nyangka kalau saya bakal berdiri di sini sebagai pemenang Actor of The Year malam ini,” Arsen memulai pidato kemenangannya. “Karena dengan masuk nominasinya aja, saya merasa sudah berhasil buat buktiin kalau saya ini bisa acting.”
“Tapi melalui kesempatan yang amat berharga ini, saya akhirnya bisa ngucapin makasih ke orang-orang yang udah berjasa dalam karir saya.” katanya. “Orang tua saya, Production House series Starlight, fans, sahabat-sahabat saya dan khususnya Nala yang udah jadi partner terbaik saya.”
Nala tersenyum tipis mendengar penuturan Arsen di atas stage.
“Nala itu mentor saya. Dia orang yang berjasa memperkenalkan saya dengan dunia acting sejak kami masih di bangku SMA dulu.”
“Saat di set Starlight pun, Nala banyak membantu saya untuk semakin improve acting saya.” Arsen tersenyum, “Thanks ya, Nal. Penghargaan ini buat kita.”
Riuh tepuk tangan dari audiens kembali menggema bersamaan dengan turunnya Arsen dari panggung. Saat Arsen kembali ke kursinya, Nala lantas berbisik.
“Feeling gue bener kan?”
Arsen mengangguk. “Mhm.”
Keduanya kemudian kembali memusatkan atensi ke atas panggung dimana pembaca nominasi akan menyebutkan pemenang kategori Couple of The Year. Arsen lantas meraih jemari Nala, menggenggamnya erat. Pun Nala yang membalas genggaman mantan pacarnya itu.
“Pemenang kategori Couple of The Year, adalah…” pembaca nominasi tersenyum sambil menggantungkan ucapannya.
“Brian Arsenio dan Nala Reswara dari Starlight The Series!” ucap dua orang wanita di atas stage secara bersamaan diikuti tepuk tangan sebelum MC akhirnya mempersilahkan Arsen dan Nala untuk segera ke atas panggung.
Baik itu Arsen maupun Nala hanya diam dan saling bertukar tatapan kaget. Mereka kemudian berjalan beriringan ke stage dan berdiri di belakang mic podium.
Arsen lalu mempersilakan Nala memberikan winning speech-nya lebih dahulu. Dan seperti biasa, Nala tak lupa berterima kasih ke orang-orang terdekatnya yang selalu menjadi support system. Ia pun tidak lupa menyebut Arsen.
Sejak Nala memberikan speech, Arsen nampak gelisah. Sampai saat giliran Arsen yang harus memberikan pidato, dia lantas berusaha untuk melawan rasa gugupnya itu sebelum bersuara.
“Saya naik ke panggung ini untuk kedua kalinya,” kata Arsen. “Tapi yang kedua ini, saya gak bohong kalau saya lagi gugup banget…”
“Saya gak tau harus mulai dari mana, tapi sekali lagi, saya mau berterima kasih kepada semua penggemar, karena udah bikin saya sama Nala bisa berdiri di panggung ini dengan membawa penghargaan impian saya sejak saya memutuskan menjadi aktor.”
Nala menyimak pidato Arsen, sementara Arsen menoleh ke Nala. Dia menatap Nala lamat.
“Bisa berdiri di atas panggung ini bersama Nala dengan menerima penghargaan Couple of The Year adalah mimpi yang saya pikir gak akan pernah bisa saya raih tepat saat saya dan Nala putus tujuh tahun lalu. Apalagi saat saya tau kalau Nala akhirnya nikah sama orang lain tiga tahun yang lalu...”
“Tapi ketika saya dan Nala tiba-tiba dipertemukan di series yang sama dan Nala sendiri sudah ada di dalam keadaan dimana dia dan suaminya udah gak baik-baik aja, saya akhirnya berani buat mulai bermimpi lagi. Saya bermimpi untuk meraih impian terbesar saya. Mimpi itu adalah dia. Nala.”
Arsen melirik ke arah audiens yang terdiam lalu tersenyum.
“Karena waktu yang saya punya buat berbicara di kesempatan ini terbatas, sekarang… Saya ingin segera menjemput mimpi saya.”
Nala menahan napasnya sesaat, sedang Arsen kembali menoleh ke arahnya lalu menarik napas.
“Nal, aku tau… Kamu gak akan mau membaca buku yang sama untuk kedua kali. Karena kamu udah tau ending-nya gimana.”
“Tapi aku harap kamu juga tahu kalau perpisahan kita waktu itu bukan ending dari buku yang lagi kita baca,” timpal Arsen. “Kamu sama aku cuma capek baca buku itu sampai-sampai kita memilih buat istirahat sejenak dan nyari buku yang lain tujuh tahun lalu.”
“Sekarang, aku mau baca buku itu lagi sama kamu. Aku pengen kita bisa sampai ke ending yang belum kita baca di buku itu…”
Mata Nala berkaca-kaca, saat ini perasaan di dadanya bercampur aduk menjadi satu. Sedang Arsen perlahan merogoh saku jasnya. Arsen lalu mengeluarkan sebuah kotak berwarna hitam dari sana.
Arsen membuka kotak berisi cincin silver itu sebelum berjalan ke depan Nala. Arsen kemudian bertekuk lutut di hadapan Nala, membuat pembawa acara yang tidak ingin kehilangan momen haru itu lantas memberi bantuan kepada Arsen dengan memegang mic agar suaranya didengarkan oleh seluruh tamu. Setelahnya, Arsen pun menyodorkan cincin itu ke arah Nala lalu bersuara.
“Nal, will you marry me?”
Nala menggigit bibir bawahnya sambil memandangi wajah Arsen. Tangis yang ditahannya memberi efek ke tenggorokan juga bibir ranumnya. Nala merasa tercekat hingga dia tak mampu berbicara.
“Terima!”
“Terima!”
Satu persatu audiens di depan panggung pun mulai bersorak. Namun, Nala yang masih tidak mampu berkata-kata seketika memberi jawaban pada Arsen dengan anggukan mantapnya.
Saat itu pula Arsen bergegas memasangkan cincin ke jari manis Nala. Setelahnya, dia berdiri lalu mendekap Nala.
“Makasih, Nal.” bisik Arsen.
“Gue janji bakalan jagain lo sama Gavi sampai nafas terakhir gue.”
Air mata Nala akhirnya menetes. Dia lantas terisak pelan hingga Arsen melepas pelukan mereka.
Arsen pun menggenggam tangan Nala lalu berterima kasih kepada MC dan pembaca nominasi yang masih berdiri di panggung. Dia beserta Nala pun bergegas turun dari sana lalu kembali ke kursi.
“Lo gila banget ya,” gumam Nala sambil menyeka jejak air matanya dengan tisu yang Arsen dapatkan dari staf acara. “Nasib kita masih baik. Gue kira kita bakal dipaksa turun pas lo ngomong kek tadi.”
“Kenapa kita harus dipaksa turun dari panggung? Gue ngelamar lo, bukan ngelakuin tindak kriminal.”
Nala mendelik, namun Arsen lantas terkekeh melihat raut wajah kesal calon suaminya.
“Ini acara live, Sen. Gak bisa di-cut sama produser. Kalau aja tindakan elo tadi bikin rating acara ini jelek, lo lagi yang bakal kena getahnya.” tutur Nala. “Lo nggak capek dicaci maki mulu?”
“Belum lagi respon orang-orang yang masih belum open sama hubungan kayak gini,” katanya.
“Sebelumnya gue udah minta izin kok sama yang punya acara,” katanya. “Gue sampai punya dua planning karena gue gak tau kita bakalan menang Couple of The Year atau gak. Pihak acara juga gak boleh ngasih tau gue kan.”
“Jadi ya udah, gue minta mereka buat bantu nyiapin plan kedua gue. Dan mereka setuju kok. It means they love the idea as well dan mungkin mereka consider itu sebagai peluang baru buat menarik lebih banyak viewers, apalagi pasar boys love’s lovers.”
“Kalau soal respon orang-orang yang gak setuju sama hubungan kayak gini, ya itu urusan mereka. Gue gak peduli selagi gue enggak merugikan kehidupan orang lain. Lagian yang ngedukung juga gak kalah banyak kok. Lo denger kan gimana orang-orang teriak tadi?”
“Love is love, Nala.” ledek Arsen.
Nala hanya geleng-geleng kepala diikuti helaan napas pasrah. Mau marah pada Arsen pun dia sudah tidak bisa. Sebab, kini Nala justru penasaran dengan ucapan Arsen.
“Ngomong-ngomong… Yang tadi lo bilang plan kedua gimana sih?”
Arsen tersenyum tipis, “Abis ini lo bakal liat plan kedua gue, Nal.”
Nala memicing. Pada akhirnya dia hanya menurut dan kembali menatap ke arah stage di mana MC mempersilakan penyanyi selanjutnya untuk tampil. Tapi bukannya melihat si penyanyi tampil, layar besar yang ada di atas panggung justru tiba-tiba menampilkan video saat Gavi berbicara di depan kamera.
“Papa… Papa boleh nikah sama Om Arsen,” kata Gavi. “Biar Papa ada yang jagain kalau sakit lagi.”
Audiens tertawa gemas saat mendengar penuturan Gavi.
“Gavi juga mau dijagain sama Om Arsen kalau sakit. Gavi sayaaang banget sama Om Arsen, Papa.”
“Tadi, Ayah juga bilang mau lihat Papa nikah sama Om Arsen. Iya kan, Ayah?” timpal si kecil yang kembali memicu tawa audiens.
“Iya, Sayang.” suara Tristan pun menggema, meski kamera masih menyorot wajah tembam Gavi.
“Udah ya, Papa. Gavi mau main sama Ayah dan Om Arsen lagi.”
Tepat setelah video dari Gavi itu berakhir, alunan musik lantas menggema. Penyanyi bernama Jaz Hayat pun mulai melantukan lagunya, tembang yang saat ini ia bawakan berjudul, “Bersamamu.”
Kini, layar besar yang ada di atas panggung mulai menampilkan foto-foto juga beberapa video singkat berisi momen kala Arsen dan Nala bertemu di SMA, kuliah, tahun-tahun setelah berpisah, sampai akhirnya dipertemukan kembali melalui series Starlight.
“Tadinya, kalau aja kita gak bisa menang Couple of The Year, gue bakalan ngelamar lo di sini.” kata Arsen yang membuat Nala lantas menoleh ke arahnya. Arsen pun dibuat terkekeh kala mendapati mata Nala kembali berkaca-kaca.
“Kok nangis? Terharu ya?”
“Brengsek,” gumam Nala sebelum mendongak beberapa saat agar air matanya tak menetes, sedang Arsen menggenggam jemarinya.
Setelahnya, Nala kembali melirik Arsen. “Lo ngerekam Gavi sama Mas Tristan di mana sih? Kenapa gue gak tau apa-apa, padahal lo sering bareng gue sama Gavi?”
“Lo inget gak yang pas gue sama Gavi nge-date berdua bulan lalu?” tanya Arsen yang membuat Nala seketika mengingat hal itu.
“Pas abis main berdua sama Gavi, gue ngehubungin Tristan supaya nyusul terus makan bareng. Gue ngajakin Tristan juga biar Gavi paham kalau dia bisa kok punya dua Ayah sekaligus,” timpalnya.
“Di situ juga gue minta izin ke Gavi sama Tristan kalau gue ada niat buat nikahin lo kalau lo sama Tristan udah cerai,” jelas Arsen.
“Gimana pun juga, Tristan masih suami lo waktu itu. Dan sampai kapan pun dia akan tetap Ayah yang Gavi kenal pertama kali.”
“Gitu juga Gavi, gue tanyain dia lagi untuk kedua kali. Karena dia keliatan masih abu-abu pas kita tanyain sepulang nikahan Gandi.”
“Dan ternyata Gavi sama Tristan setuju. Akhirnya, waktu itu juga gue ngide bikin video kayak gini buat ngelamar lo kalau aja kita gak dapet Couple of The Year.”
“Pokoknya, inti dari impian gue, ya gue pengen semua orang tau kalau gue ini yang akhirnya jadi pemenang hati lo.” jelas Arsen.
“Jadi, alasan kenapa lo bermimpi buat menang Couple of The Year bareng gue sejak jadi aktor tuh karena lo pengen ngelamar gue di depan semua orang kek gini?”
“Iya, cintaku.” jawab Arsen.
“Orang gila,” tutur Nala diikuti senyum. Nala lalu menyandarkan kepalanya di bahu Arsen sebelum menikmati lagu romantis yang masih mengalun dari atas stage.
“I love you,” bisik Arsen.
Nala mendongak, “I love you too.”